Sebanyak ± 800 siswa-siswi yang
terdiri dari murid TK Sabilillah Ds. Dompilan Kec. Sukoharjo, murid SDN
Sukoharjo 2, SDN Jetis Sukoharjo dan SMK Taman Siswa Kab. Sukoharjo yang didampingi
oleh guru kelas masing-masing sekolah dan dipandu oleh Ketua Muresko Sukoharjo
Sdr. A. Bimo Kokor Wijanarko mendatangi Makodim 0726/Sukoharjo dalam rangka
acara Hari Kelahiran Pancasila tanggal 1 Juni.
Pada Jum’at (12/6/2012)
Kegiatan
diawali pukul 08.30. Seluruh peserta berkumpul di halaman SDN 2 Sukoharjo selanjutnya pada pukul 09.00 berjalan kaki
menuju halaman Makodim 0726/Sukoharjo dengan membawa bendera Merah Putih dan
Gambar Burung Garuda serta beberapa poster antara lain Pancasila Sakti,
Pancasila Semangatku, Pancasila Sakti Indonesia Jaya, Pancasila Dasar Negaraku,
Pancasila Ideologi Bangsa dan diterima oleh Dandim 0726 Sukoharjo yang diwakili
oleh Kasdim 0726/Sukoharjo Mayor Arh Sugeng beserta anggota baik TNI maupun PNS
Kodim 0726/Sukoharjo.
Acara dipandu oleh Ketua Muresko
diawali dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Pekik
Kemerdekaan, pengucapan Pancasila yang ditirukan oleh seluruh peserta,
Pembacaan riwayat singkat Prof. Dr. Supomo oleh anggta LVRI Kab. Sukoharjo bapak
Suwarno BA, dilanjutkan pernyataan sikap oleh peserta/siswa.
Pernyataan sikap di bacakan oleh
Ketua Muresko Sukoharjo Sdr. A. Bimo Kokor Wijanarko antaya lain :
a. Ucapan terima kasih
peserta/siswa kepada Kodim 0726/Skh yang selama ini telah mengawal,
melestarikan cita-cita perjuangan Prof. Dr. Soepomo sebagai Pahlawan
Nasional.
b. Gedung yang berada di Jalan
Mayor Sunaryo No. 15 Sukoharjo yang saat ini digunakan oleh Kodim
0726/Sukoharjo adalah gedung dimana Prof. Dr. Soepomo dilahirkan, untuk itu
diusulkan kepada yang berwenang agar gedung tersebut menjadi "BANGUNAN
CAGAR BUDAYA" dan sekaligus diadakan renovasi.
c. Berdasarkan fakta sejarah
bahwa Prof. Dr. Soepomo adalah salah satu tokoh yang membidani lahirnya
Pancasila sebagai Dasar Negara, maka diusulkan gedung tempat kelahiran Prof.
Dr. Soepomo tersebut diberi nama "GEDUNG PANCASILA".
Dalam sambutannya Komandan Kodim
0726 Sukoharjo yang diwakili Mayor Arh Sugeng menyampaikan ucapan terima kasih
atas kehadiran siswa-siswi murid TK Sabilillah Ds. Dompilan Kec.
Sukoharjo, murid SDN Sukoharjo 2, SDN Jetis Sukoharjo dan SMK Taman Siswa Kab.
Sukoharjo di Makodim 0726 Sukoharjo dalam rangka Hari Kelahiran Pancasila
tanggal 1 Juni. Sebagai bangsa yang
besar kita harus menghargai jasa para pahlawan yang telah berjuang merebut
Kemerdekaan dari tangan penjajah.
Pancasila
saat ini tengah dan terus menghadapi tantangan serta ancaman yang bisa
mengganggu keutuhan NKRI. Karena itu, revitalisasi nilai-nilai Pancasila
sangat penting sekali untuk terus dibangun di tengah berbagai krisis
multidimensi yang melanda bangsa dan negara.
pengamalan nilai-nilai Pancasila ke dalam sistem kehidupan berbangsa dan bernegara harus di wujudkan secara nyata. Baik itu dalam kehidupan personal seseorang ataupun secara kelembagaan khususnya dunia pendidikan
Momentum hari lahirnya Pancasila adalah waktu yang tepat bagi kita semua guna merefleksikan diri menjadi manusia yang berkarakter untuk membangun bangsa .
pengamalan nilai-nilai Pancasila ke dalam sistem kehidupan berbangsa dan bernegara harus di wujudkan secara nyata. Baik itu dalam kehidupan personal seseorang ataupun secara kelembagaan khususnya dunia pendidikan
Momentum hari lahirnya Pancasila adalah waktu yang tepat bagi kita semua guna merefleksikan diri menjadi manusia yang berkarakter untuk membangun bangsa .
Mengakhiri acara dilaksakanan
peletakan karangan bunga di Patung Prof. Dr. Soepomo yang berada di halaman
Makodim 0726/Sukoharjo oleh siswa dan Kasdim 0726/Sukoharjo, dilanjutkan
penempelan label nama Gedung Pancasila di bangunan tempat
kelahiran Prof. Dr. Soepomo yang sekarang digunakan Kodim 0726/Sukoharjo
sebagai Kantor dan Toko Primer Koperasi Kartika D-06/Sukoharjo.
Kilas balik tentang pribadi Prof.
Mr. Dr Soepomo.
Prof. Mr. Dr Soepomo lahir di
Sukoharjo pada tanggal 22 Januari 1903. Beliau dikenal sebagai seorang pahlawan
nasional Indonesia yang dikenal sebagai perumus Undang-undang Dasar 1945,
bersama Muhammad Yamin dan I.r Soekarno. Selain sebagai perumus UUD 1945,pada
sidang BPUPKI tanggal 28 Mei 1945. Prof.Dr. Soepomo pada tanggal 31 Mei 1945
mengusulkan lima asas sebagai embrio Piagam Jakarta yang kemudian dikukuhkan
sebagai Pancasila.
Prof. Dr. Mr. Soepomo berasal dari
keluarga aristokrat Jawa, kakek Soepomo dari pihak ayah adalah Raden Tumenggung
Reksowardono yang ketika itu menjabat sebagai Bupati Anom Sukoharjo, dan kakek
dari pihak ibu adalah Raden Tumenggung Wirjodiprodjo, Bupati Nayaka Sragen.
Sebagai putra keluarga priyayi, Soepomo berkesempatan meneruskan pendidikannya di ELS (Europeesche Lagere School) di Boyolali (1917), MULO (Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs) di Solo (1920), dan menyelesaikan pendidikan kejuruan hukum di Bataviasche Rechtsschool di Batavia pada tahun 1923. Ia kemudian ditunjuk sebagai pegawai negeri pemerintah kolonial Hindia Belanda yang diperbantukan pada Ketua Pengadilan Negeri Sragen.
Antara tahun 1924 dan 1927 Soepomo mendapat
kesempatan melanjutkan pendidikannya ke Rijksuniversiteit Leiden di Belanda
dibawah bimbingan Cornelis van Vollenhoven, profesor hukum yang dikenal sebagai
"arsitek" ilmu hukum adat Indonesia dan ahli hukum internasional, dan
merupakan salah satu konseptor Liga Bangsa Bangsa. Sebagai putra keluarga priyayi, Soepomo berkesempatan meneruskan pendidikannya di ELS (Europeesche Lagere School) di Boyolali (1917), MULO (Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs) di Solo (1920), dan menyelesaikan pendidikan kejuruan hukum di Bataviasche Rechtsschool di Batavia pada tahun 1923. Ia kemudian ditunjuk sebagai pegawai negeri pemerintah kolonial Hindia Belanda yang diperbantukan pada Ketua Pengadilan Negeri Sragen.
Thesis doktornya yang berjudul Reorganisatie van het Agrarisch Stelsel in het Gewest Soerakarta (Reorganisasi sistem agraria di wilayah Surakarta) tidak saja mengupas sistem agraria tradisional di Surakarta, tetapi juga secara tajam menganalisa hukum-hukum kolonial yang berkaitan dengan pertanahan di wilayah Surakarta (Pompe 1993). Thesis ditulis dalam bahasa Belanda, kritik Soepomo atas wacana kolonial tentang proses transisi agraria ini dibungkus dalam bahasa yang halus dan tidak langsung, menggunakan argumen-argumen kolonial sendiri, dan hanya dapat terbaca ketika kita menyadari bahwa subyektivitas Soepomo sangat kental diwarnai etika Jawa (lihat buku Franz Magnis-Suseno "Etika Jawa" dan tulisan-tulisan Ben Anderson dalam Language and Power sebagai tambahan acuan tentang etika Jawa untuk memahami cara pandang dan strategi agency Soepomo).
Soepomo meninggal dunia di Jakarta pada tahun 1958 akibat serangan jantung dan dimakamkan di Solo.
Jabatan yang pernah dijabat oleh Prof.Dr. Soepomo antara lain :
- Anggota BPUPKI & PPKI menjelang dan sesudah hari Kemerdekaan RI 17-8-1945
- Menteri Kehakiman Kabinet Presidential 2 September-14 November 1945
- Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris tahun 1954-1956.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar